Rabu, 07 Januari 2015

Manusia dan Budaya

A.      Pengertian Manusia dan budaya
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Manusia sebagai Makhluk Berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk – makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Manusia juga harus menggunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bersama orang lain.
1.     Kenapa manusia disebut makhluk budaya?
Karena pada dasarnya manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa menggunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan merupakan perangkat ampuh dalam sejarah manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan. Maka dari itu manusia disebut sebagai makhluk berbudaya, karena kebudayaan itu bergantung pada manusia itu sendiri, manusia menjadi tolak ukur kebudayaan dalam suatu Negara atau kelompok bermasyarakat. Pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari suatu bangsa.


Karna berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.

B. Teori Kebutuhan Hidup Menurut Abraham Maslow
Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi sejumlah bidang yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh luas karena sebagian tingginya tingkat kepraktisan’s teori Maslow. Teori ini akurat menggambarkan realitas banyak dari pengalaman pribadi. Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa memahami apa kata Maslow. Mereka dapat mengenali beberapa fitur dari pengalaman mereka atau perilaku yang benar dan dapat diidentifikasi tetapi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam kata-kata.
Abraham Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia yang mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan (behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis berfokus pada potensi. Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan. Manusia mencari batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label “berfungsi penuh orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini, “orang-aktualisasi diri.”
Abraham Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu adalah instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.
Abraham Maslow juga menerapkan 5 kebutuhan dasar yang dimiliki yang harus dimiliki manusia yaitu :
a.     Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
b.     Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
c.      Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
d.     Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
e.      Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida,  lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara. Dia bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara pendidikan dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh pendekatan orang. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh menjadi orang-aktualisasi diri / jenis-nya sendiri. Sepuluh poin yang pendidik harus alamat yang terdaftar:
·        Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin mereka dan mendengar perasaan mereka-suara batin.
·        Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan menjadi warga negara dunia.
·        Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, panggilan mereka, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karier yang tepat dan pasangan yang tepat.
·        Kita harus mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang harus dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.
·        Kita harus menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang belajar sifat batin mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan keterbatasan kita bisa tahu apa yang harus membangun di atas, apa potensi yang benar-benar ada.
·        Kita harus melihat itu kebutuhan dasar orang dipenuhi. Ini mencakup keselamatan, belongingness, dan kebutuhan harga diri.
·        Kita harus refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai keindahan dan hal-hal baik lainnya di alam dan dalam hidup.
·        Kita harus mengajar orang bahwa kontrol yang baik, dan lengkap meninggalkan yang buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah.
·        Kita harus mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan bergulat dengan masalah serius dalam kehidupan. Ini termasuk masalah ketidakadilan, rasa sakit, penderitaan, dan kematian.
·        Kita harus mengajar orang untuk menjadi pemilih yang baik. Mereka harus diberi latihan dalam membuat pilihan yang baik.

C. Wujud Kebudayaan

Terdapat beberapa unsur yang merupakan wujud kebudayaan dan saling berkaitan satu sama lain. Kampanye dalam Pemilu merupakan salah satu contoh sebuah unsur kebudayaan yang disebut sistem organisasi sosial.Kebudayaan dalam suatu masyarakat terdiri atas tujuh unsur yang saling berkaitan. Dalam mengamati suatu kebudayaan seorang ahli antropologi membagi seluruh kebudayaan ke dalam unsur-unsur besar yang disebut unsur kultural universal, yaitu sistem peralatan hidup, mata pencaharian, religi, pengetahuan, organisasi sosial, kesenian, dan bahasa.Kampanye yang dilakukan oleh suatu partai politik adalah bagian dari proses Pemilu yang berlangsung di Indonesia. Pada saat kampanye, para pendukung suatu partai beriringan menaiki kendaraan bermotor menuju tempat kampanye sambil meneriakkan yel-yel partai dan mengibarkan bendera lambang partai di sepanjang perjalanan. Selain itu, para pemimpin partai menggelar kampanye dengan mengadakan diskusi atau melakukan bantuan sosial kemanusiaan berupa pengobatan massal. Kedua contoh kegiatan partai politik tersebut mencerminkan kaitan antara kebudayaan masyarakat dengan proses integrasi nasional.Kebudayaan tidak bisa diartikan secara sederhana sehingga terdapat berbagai definisi mengenai kebudayaan yang berasal dari gagasan para sarjana luar negeri.
Definisi kebudayaan yang dikumpulkan oleh A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn berjumlah sekitar 160 buah yang ditulis dalam buku Culture: A Critical Review of Concept and Definitions. Koentjaraningrat, seorang tokoh antropologi di Indonesia mendefinisikan kebudayaan sebagai ”keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.” Dalam definisi ini kebudayaan bermakna sangat luas dan beragam karena mencakup proses berlajar dalam sejarah hidup manusia yang diwariskan antargenerasi.Kebudayaan memiliki pengertian sebagai segala tingkah laku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh melalui proses belajar. Namun, seringkali kebudayaan hanya bermakna atau berkaitan dengan bidang seni. Sebaliknya, segala hal yang berkaitan dengan perilaku manusia dalam kehidupannya bisa dikategorikan sebagai kebudayaan. Misalnya, cara makan, sopan santun, upacara perkawinan hingga cara memilih pimpinan pun merupakan bentuk kebudayaan manusia. Definisi kebudayaan dalam antropologi adalah segala tingkah laku manusia yang layak dipandang dari sudut kebudayaan sehingga bisa dikategorikan sebagai kebudayaan.Koentjaraningrat membagi kebudayaan dalam tiga wujud, yakni ideas (sistem ide), activities (sistem aktivitas), dan artifacts (sistem artefak).


1. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide

Wujud kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak, tidak bisa diraba atau difoto dan terdapat dalam alam pikiran individu penganut kebudayaan tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide hanya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang mewujud dalam bentuk norma, adat istiadat, agama, dan hukum atau undang-undang.
Contoh wujud kebudayaan sebagai sistem ide yang berfungsi untuk mengatur dan menjadi acuan perilaku kehidupan manusia adalah norma sosial. Norma sosial dibakukan secara tidak tertulis dan diakui bersama oleh anggota kelompok masyarakat tersebut. Misalnya, aturan atau norma sopan santun dalam berbicara kepada orang yang lebih tua dan aturan bertamu di rumah orang lain. Bentuk kebudayaan sebagai sistem ide secara konkret terdapat dalam undang-undang atau suatu peraturan tertulis.

2. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas

Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini terdiri atas aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan secara kontinu dengan sesamanya. Wujud kebudayaan ini bersifat konkret, bisa difoto, dan bisa dilihat. Misalnya, upacara perkawinan masyarakat Flores, atau proses pemilihan umum di Indonesia. Kampanye partai adalah salah satu contoh bentuk atau wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu. Dalam kegiatan tersebut terkandung perilaku berpola dari individu, yang dibentuk atau dipengaruhi kebudayaannya. Selain itu, upacara perkawinan atau upacara lainnya yang melibatkan suatu aktivitas kontinu dari individu anggota masyarakat yang berpola dan bisa diamati secara langsung juga merupakan salah satu contoh wujud kebudayaan yang berbentuk aktivitas.

3. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak

Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak adalah wujud kebudayaan yang paling konkret, bisa dilihat, dan diraba secara langsung oleh pancaindra. Wujud kebudayaan ini adalah berupa kebudayaan fisik yang merupakan hasil-hasil kebudayaan manusia berupa tataran sistem ide atau pemikiran ataupun aktivitas manusia yang berpola. Misalnya, kain ulos dari Batak atau wayang golek dari Jawa. Di dalam upacara adat perkawinan Jawa, berbagai mahar berupa barang yang harus diberikan oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai perempuan. Benda-benda itu merupakan perwujudan dari ide dan aktivitas individu sebagai hasil dari kebudayaan masyarakat. Dalam upacara selamatan, terdapat berbagai sesaji atau peralatan yang dibutuhkan atau digunakan dalam aktivitas tersebut. Di dalam suatu kampanye partai politik dibuat berbagai macam lambang partai berupa bendera yang menyimbolkan keberadaan atau kebesaran partai tersebut.
Dalam kehidupan manusia ketiga wujud kebudayaan tersebut saling berkaitan dan melengkapi satu sama lainnya. Misalnya, di dalam upacara perkawinan konsep mengenai upacara tersebut, siapa yang terlibat, apa yang diperlukan, dan bagaimana jalannya upacara tersebut merupakan wujud kebudayaan dalam tataran yang paling abstrak, yakni sistem ide. Namun, upacara perkawinan merupakan sebuah aktivitas yang berpola dari suatu masyarakat. Seperti upacara perkawinan dalam masyarakat Jawa yang begitu rumit memperlihatkan pola yang teratur dan tetap dengan mempergunakan berbagai benda yang dibutuhkan dalam aktivitas tersebut.

D.Manusia Sebagai Pencipta Kebudayaan

Manusia  memiliki kemampuan daya :
a.   Akal, intelegensi dan intuisi
Dengan akal manusia mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan kadar intelegensi yang dimiliki, manusia memiliki kemampuan belajar sehingga menjadi cerdas, memiliki teknologi dan pengetahuan. Intuisi adalah bentuk pikiran yang samar, semacam bisikan hati. Intuisi sering setengah disadari, tanpa diikuti proses berpikir cermat sebelumnya, namun bisa menuntun pada suatu  keyakinan.
b.  Perasaan dan emosi
perasaan adalah kemampuan psikis yang dimiliki seseorang, baik yang berasal dari rangsangan dalam dirinya maupun berasal  dari luar dirinya. Perasaan berhubungan dengan aspek kejiwaan atau hati manusia. Hati adalah tempat perasaan manusia itu timbul.
emosi adalah gerak rasa. Emosi sering berbentuk perasaan yang kuat yang dapat menguasai seseorang  tapi  tidak berlangsung lama.
c.  Kemauan
kemauan adalah keinginan atau kehendak untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh akal budi.
d.  Fantasi
fantasi adalah paduan unsur  pemikiran dan perasaan  yang ada pada manusia untuk menciptakan kreasi baru yang dapat dinikmati. Kemampuan mencipta selalu ada hubungannya dengan kemampuan seseorang berfantasi.
e. Perilaku
perilaku adalah tabiat atau kepribadian. Perilaku adalah merupakan jati diri seseorang yang berasal dari lahir sebagai faktor keturunan. Fator lingkungan lah yang kemudian mewarnai kepribadian seseorang.

Dengan sumber – sumber kemampuan daya manusia, nyatalah bahwa manusia menciptakan  kebudayaan. Ada hubungannya dialektika diantara manusia dan kebudayaan (peter L.Beger menyebutnya sebagai dialektika fundamental) :
Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap :
·        Tahap ekternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia   secara terus menerus  kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental.
·        Tahap Objetivasi adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada diluar diri manusia.
·        Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali. Jadi ada hubungan  berkelanjutan antara realitas internal dengan realitas eksternal.

E. Memanusiakan Manusia

Ketika seorang anak manusia dilahirkan ke dunia ini dia adalah mahluk yang sangat lemah. Kelangsungan hidupnya sangat tergantung kepada “orang dan budaya”. Dengan cara inilah ia berproses (dibentuk) menjadi manusia.
Kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia di dunia. Pada kebudayaan,
manusia menampakan jejak-jejaknya dalam panggung sejarah.

Konsep-konsep budaya dasar (Supartono dan Miran)
a. Manusia dan Cinta Kasih
Cinta kasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan belas kasihan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan bentuknya yang khas manusiawi.
b. Manusia dan Keindahan
Eksistensi manusia di dunia diliputi dan digairahkaan oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.
c. Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku. Kegelisahan adalah salah satu ekspresi kecemasan.
d. Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai Eksistensi manusia di dunia.
e. Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan salah satu moral dasar bagi kehidupan manusia. Keadilan mengacu suatu tindakan baik yang mesti dilakukan oleh setiap manusia.
f. Manusia dan Tanggung Jawab
          Tanggung jawab adalah kewajiban melakukan tugas tertentu. Dasar tanggung jawab adalah hakikat keberadaan manusia sebagai mahluk yang mau menjadi baik dan memperoleh kebahagiaan.
g. Manusia dan Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal mengabdi atau memperhamba diri kepada tugas-tugas yang mulia
h. Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita berdiam.

F. PROSES PEMBUDAYAAN
Jika kebudayaan diartikan sebagai “a design for living” menurut versi Kluckholn, maka proses pembudayaan adalah tindakan-tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu lebih bermakna untuk kemanusiaan. Ini sutu proses nilai tambah dalam arti riel yang berkelanjutan. Dari zaman batu sampai zaman super-sonic ini terlihat proses pembudayaan lewat ilmu pengetahuan dan  teknologi yang diperoleh melalui proses belajar baik dalam bentuk formal maupun informal. Dalam kerangka ini proses pembudayaan dapat dilihat sebagai hubungan antara satu budaya dengan budaya lainnya.
a.Internalisasi
Proses internalisasi adalah proses pencerapan. 
b.Sosialisasi
Proses sosialisasi dalam kesehariaannya adalah proses menjelaskan sesuatu kepada masyarakat agar anggota masyarakat mengetahui adanya suatu konsep, suatu kebijakan, suatu peraturan yang mennyangkut hak dan kewajiban mereka.
Dalam proses perbudayaan, cerita-cerita, permainan anak, novel, ritus-ritus keagamaan, bahan bacaan, lelucon, film, drama adalah semacam sosialisasi budaya dan nilai-nilai kehidupan dari generasi kegenerasi berikutnya.
Melaluai sosialisasi manusia memperoleh kebudayaan masyarakat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Sosialisasi adalah proses interaksi terus-menerus yang memungkinkan manusia memperoleh identitas diri serta keterampilan-keterampilan sosial.
c. Enkulturasi
Enkulturasi adalah pencemplungan seseorang kedalam suatu lingkungan kebudayaan, dimana desain-desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu yang alamiah belaka (Maran). Dengan demikian, sedikit atau banyak (relatif) seseorang akan terpengaruhi oleh kebudayaan yang dicemplunginya itu.
d. Difusi
Difusi adalah meleburnya satu kebudayaan dengan kebudayaan lain, sehingga menjadi satu.
e. Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan, yang dalam percampuran itu masing-masing  unsurnya masih kelihatan. Gambang kromong, betawi misalnya memperlihatkan seni budaya sunda, dan cina, demikian pula dengan tari menambang timah dari Bangka merupakan tari yang berasal dari Cina.
f. Asimilasi
Asimilasi adalah pembudayaan lewat proses peleburan dari satu kebudayaan ke kebudayaan lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar