A. Pengertian Manusia dan budaya
Secara
bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu.
Budaya
atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam
bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Manusia
sebagai Makhluk Berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki
kelebihan dari makhluk – makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan yang
diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan
untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan
berjalannya waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang
berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan
etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan
tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Manusia juga harus menggunakan
akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bersama orang lain.
1.
Kenapa manusia disebut makhluk budaya?
Karena
pada dasarnya manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah
makhluk yang senantiasa menggunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan,
karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar
dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan,
kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Dalam
kehidupan bermasyarakat kebudayaan merupakan perangkat ampuh dalam sejarah
manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan. Maka dari itu manusia disebut
sebagai makhluk berbudaya, karena kebudayaan itu bergantung pada manusia itu
sendiri, manusia menjadi tolak ukur kebudayaan dalam suatu Negara atau kelompok
bermasyarakat. Pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi.
Karena kebudayaan adalah hasil dari suatu bangsa.
Karna
berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain.
Manusia
adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya,
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu
manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya
di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki,
menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar
bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal
budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.
B. Teori Kebutuhan Hidup Menurut Abraham Maslow
Abraham
Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi sejumlah bidang
yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh luas karena sebagian tingginya
tingkat kepraktisan’s teori Maslow. Teori ini akurat menggambarkan realitas
banyak dari pengalaman pribadi. Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa
memahami apa kata Maslow. Mereka dapat mengenali beberapa fitur dari pengalaman
mereka atau perilaku yang benar dan dapat diidentifikasi tetapi mereka tidak
pernah dimasukkan ke dalam kata-kata.
Abraham
Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia
yang mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan
dan bala bantuan (behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis).
Humanis berfokus pada potensi. Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk
tingkat atas kemampuan. Manusia mencari batas-batas kreativitas, tertinggi
mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label “berfungsi penuh
orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini,
“orang-aktualisasi diri.”
Abraham
Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu
adalah instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan
disposisi yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh.
Bila lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi
potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan
kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.
Abraham
Maslow juga menerapkan 5 kebutuhan dasar yang dimiliki yang harus dimiliki
manusia yaitu :
a.
Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah
kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan
suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang
tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam
pencarian seseorang untuk kepuasan.
b.
Kebutuhan Keamanan
Ketika
semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan
perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit
kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode
disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering
menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
c. Kebutuhan
Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika
kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan
bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini
melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
d. Kebutuhan
Esteem
Ketika tiga
kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan.
Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat
penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas,
berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain.
Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai
orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak
berdaya dan tidak berharga.
e. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Ketika
semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk
aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai
orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk
dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair
harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda
kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya,
gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau
kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang.
Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk
aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida,
lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik
atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya
alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri
adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara. Dia
bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara
pendidikan dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh
pendekatan orang. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi
individu telah untuk tumbuh menjadi orang-aktualisasi diri / jenis-nya sendiri.
Sepuluh poin yang pendidik harus alamat yang terdaftar:
·
Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari
diri batin mereka dan mendengar perasaan mereka-suara batin.
·
Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya
mereka dan menjadi warga negara dunia.
·
Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup,
panggilan mereka, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan
karier yang tepat dan pasangan yang tepat.
·
Kita harus mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada
sukacita yang harus dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk
melihat yang baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup
layak.
·
Kita harus menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang
belajar sifat batin mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan
keterbatasan kita bisa tahu apa yang harus membangun di atas, apa potensi yang
benar-benar ada.
·
Kita harus melihat itu kebutuhan dasar orang dipenuhi. Ini
mencakup keselamatan, belongingness, dan kebutuhan harga diri.
·
Kita harus refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai
keindahan dan hal-hal baik lainnya di alam dan dalam hidup.
·
Kita harus mengajar orang bahwa kontrol yang baik, dan lengkap
meninggalkan yang buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup
di semua daerah.
·
Kita harus mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan
bergulat dengan masalah serius dalam kehidupan. Ini termasuk masalah
ketidakadilan, rasa sakit, penderitaan, dan kematian.
·
Kita harus mengajar orang untuk menjadi pemilih yang baik. Mereka
harus diberi latihan dalam membuat pilihan yang baik.
C. Wujud Kebudayaan
Terdapat beberapa unsur yang merupakan
wujud kebudayaan dan saling berkaitan satu sama lain. Kampanye dalam Pemilu
merupakan salah satu contoh sebuah unsur kebudayaan yang disebut sistem
organisasi sosial.Kebudayaan dalam suatu masyarakat terdiri atas tujuh unsur
yang saling berkaitan. Dalam mengamati suatu kebudayaan seorang ahli
antropologi membagi seluruh kebudayaan ke dalam unsur-unsur besar yang disebut
unsur kultural universal, yaitu sistem peralatan hidup, mata pencaharian,
religi, pengetahuan, organisasi sosial, kesenian, dan bahasa.Kampanye yang
dilakukan oleh suatu partai politik adalah bagian dari proses Pemilu yang
berlangsung di Indonesia. Pada saat kampanye, para pendukung suatu partai
beriringan menaiki kendaraan bermotor menuju tempat kampanye sambil meneriakkan
yel-yel partai dan mengibarkan bendera lambang partai di sepanjang perjalanan.
Selain itu, para pemimpin partai menggelar kampanye dengan mengadakan diskusi
atau melakukan bantuan sosial kemanusiaan berupa pengobatan massal. Kedua contoh
kegiatan partai politik tersebut mencerminkan kaitan antara kebudayaan
masyarakat dengan proses integrasi nasional.Kebudayaan tidak bisa diartikan
secara sederhana sehingga terdapat berbagai definisi mengenai kebudayaan yang
berasal dari gagasan para sarjana luar negeri.
Definisi kebudayaan yang dikumpulkan
oleh A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn berjumlah sekitar 160 buah yang ditulis
dalam buku Culture: A Critical Review of Concept and Definitions.
Koentjaraningrat, seorang tokoh antropologi di Indonesia mendefinisikan
kebudayaan sebagai ”keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.” Dalam definisi ini kebudayaan bermakna sangat luas dan beragam
karena mencakup proses berlajar dalam sejarah hidup manusia yang diwariskan
antargenerasi.Kebudayaan memiliki pengertian sebagai segala tingkah laku
manusia dalam kehidupannya yang diperoleh melalui proses belajar. Namun,
seringkali kebudayaan hanya bermakna atau berkaitan dengan bidang seni.
Sebaliknya, segala hal yang berkaitan dengan perilaku manusia dalam
kehidupannya bisa dikategorikan sebagai kebudayaan. Misalnya, cara makan, sopan
santun, upacara perkawinan hingga cara memilih pimpinan pun merupakan bentuk kebudayaan
manusia. Definisi kebudayaan dalam antropologi adalah segala tingkah laku
manusia yang layak dipandang dari sudut kebudayaan sehingga bisa dikategorikan
sebagai kebudayaan.Koentjaraningrat membagi kebudayaan dalam tiga wujud, yakni
ideas (sistem ide), activities (sistem aktivitas), dan artifacts (sistem
artefak).
1. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide
Wujud kebudayaan sebagai sistem ide
bersifat sangat abstrak, tidak bisa diraba atau difoto dan terdapat dalam alam
pikiran individu penganut kebudayaan tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem
ide hanya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang mewujud dalam bentuk
norma, adat istiadat, agama, dan hukum atau undang-undang.
Contoh wujud kebudayaan sebagai sistem ide yang berfungsi untuk
mengatur dan menjadi acuan perilaku kehidupan manusia adalah norma sosial.
Norma sosial dibakukan secara tidak tertulis dan diakui bersama oleh anggota
kelompok masyarakat tersebut. Misalnya, aturan atau norma sopan santun dalam
berbicara kepada orang yang lebih tua dan aturan bertamu di rumah orang lain.
Bentuk kebudayaan sebagai sistem ide secara konkret terdapat dalam
undang-undang atau suatu peraturan tertulis.
2. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas
Wujud kebudayaan sebagai sistem
aktivitas merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari
individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini terdiri atas aktivitas manusia yang
saling berinteraksi dan berhubungan secara kontinu dengan sesamanya. Wujud
kebudayaan ini bersifat konkret, bisa difoto, dan bisa dilihat. Misalnya,
upacara perkawinan masyarakat Flores, atau proses pemilihan umum di Indonesia.
Kampanye partai adalah salah satu contoh bentuk atau wujud kebudayaan yang
berupa aktivitas individu. Dalam kegiatan tersebut terkandung perilaku berpola
dari individu, yang dibentuk atau dipengaruhi kebudayaannya. Selain itu,
upacara perkawinan atau upacara lainnya yang melibatkan suatu aktivitas kontinu
dari individu anggota masyarakat yang berpola dan bisa diamati secara langsung
juga merupakan salah satu contoh wujud kebudayaan yang berbentuk aktivitas.
3. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak
Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak
adalah wujud kebudayaan yang paling konkret, bisa dilihat, dan diraba secara
langsung oleh pancaindra. Wujud kebudayaan ini adalah berupa kebudayaan fisik
yang merupakan hasil-hasil kebudayaan manusia berupa tataran sistem ide atau
pemikiran ataupun aktivitas manusia yang berpola. Misalnya, kain ulos dari
Batak atau wayang golek dari Jawa. Di dalam upacara adat perkawinan Jawa,
berbagai mahar berupa barang yang harus diberikan oleh pihak mempelai laki-laki
kepada pihak mempelai perempuan. Benda-benda itu merupakan perwujudan dari ide
dan aktivitas individu sebagai hasil dari kebudayaan masyarakat. Dalam upacara
selamatan, terdapat berbagai sesaji atau peralatan yang dibutuhkan atau
digunakan dalam aktivitas tersebut. Di dalam suatu kampanye partai politik
dibuat berbagai macam lambang partai berupa bendera yang menyimbolkan
keberadaan atau kebesaran partai tersebut.
Dalam kehidupan manusia ketiga wujud kebudayaan tersebut saling
berkaitan dan melengkapi satu sama lainnya. Misalnya, di dalam upacara
perkawinan konsep mengenai upacara tersebut, siapa yang terlibat, apa yang
diperlukan, dan bagaimana jalannya upacara tersebut merupakan wujud kebudayaan
dalam tataran yang paling abstrak, yakni sistem ide. Namun, upacara perkawinan
merupakan sebuah aktivitas yang berpola dari suatu masyarakat. Seperti upacara
perkawinan dalam masyarakat Jawa yang begitu rumit memperlihatkan pola yang
teratur dan tetap dengan mempergunakan berbagai benda yang dibutuhkan dalam
aktivitas tersebut.
D.Manusia Sebagai
Pencipta Kebudayaan
Manusia memiliki kemampuan daya :
a. Akal, intelegensi dan intuisi
Dengan akal manusia mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan kadar intelegensi yang dimiliki,
manusia memiliki kemampuan belajar sehingga menjadi cerdas, memiliki teknologi
dan pengetahuan. Intuisi adalah bentuk pikiran yang samar, semacam bisikan hati.
Intuisi sering setengah disadari, tanpa diikuti proses berpikir cermat
sebelumnya, namun bisa menuntun pada suatu
keyakinan.
b. Perasaan dan emosi
perasaan adalah kemampuan psikis yang dimiliki seseorang, baik
yang berasal dari rangsangan dalam dirinya maupun berasal dari luar dirinya. Perasaan berhubungan
dengan aspek kejiwaan atau hati manusia. Hati adalah tempat perasaan manusia
itu timbul.
emosi
adalah gerak rasa. Emosi sering berbentuk perasaan yang kuat yang dapat
menguasai seseorang tapi tidak berlangsung lama.
c. Kemauan
kemauan adalah keinginan atau kehendak untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu. Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada
tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh akal budi.
d. Fantasi
fantasi adalah paduan unsur
pemikiran dan perasaan yang ada
pada manusia untuk menciptakan kreasi baru yang dapat dinikmati. Kemampuan
mencipta selalu ada hubungannya dengan kemampuan seseorang berfantasi.
e. Perilaku
perilaku adalah tabiat atau kepribadian. Perilaku adalah merupakan
jati diri seseorang yang berasal dari lahir sebagai faktor keturunan. Fator
lingkungan lah yang kemudian mewarnai kepribadian seseorang.
Dengan
sumber – sumber kemampuan daya manusia, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungannya dialektika
diantara manusia dan kebudayaan (peter L.Beger menyebutnya sebagai dialektika
fundamental) :
Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dialektika
fundamental ini terdiri dari tiga tahap :
·
Tahap ekternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan
mental.
·
Tahap Objetivasi adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu
realita objektif, yang berada diluar diri manusia.
·
Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil
ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali. Jadi ada hubungan berkelanjutan antara realitas internal dengan
realitas eksternal.
E. Memanusiakan
Manusia
Ketika seorang anak manusia dilahirkan ke dunia ini dia adalah
mahluk yang sangat lemah. Kelangsungan hidupnya sangat tergantung kepada “orang
dan budaya”. Dengan cara inilah ia berproses (dibentuk) menjadi manusia.
Kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia di dunia. Pada
kebudayaan,
manusia
menampakan jejak-jejaknya dalam panggung sejarah.
Konsep-konsep budaya dasar (Supartono dan Miran)
a.
Manusia dan Cinta Kasih
Cinta kasih adalah perasaan suka kepada
seseorang yang disertai dengan belas kasihan. Cinta merupakan sikap dasar ideal
yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan bentuknya yang khas
manusiawi.
b.
Manusia dan Keindahan
Eksistensi manusia di dunia diliputi dan
digairahkaan oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga
pencipta keindahan bagi kehidupan.
c.
Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan adalah merupakan gambaran
keadaan seseorang yang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir,
tidak tenang dalam tingkah laku. Kegelisahan adalah salah satu ekspresi
kecemasan.
d.
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah teman paling setia
kemanusiaan. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai Eksistensi manusia di
dunia.
e.
Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan salah satu moral
dasar bagi kehidupan manusia. Keadilan mengacu suatu tindakan baik yang mesti
dilakukan oleh setiap manusia.
f.
Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab
adalah kewajiban melakukan tugas tertentu. Dasar tanggung jawab adalah hakikat
keberadaan manusia sebagai mahluk yang mau menjadi baik dan memperoleh
kebahagiaan.
g. Manusia
dan Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal
mengabdi atau memperhamba diri kepada tugas-tugas yang mulia
h.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup berkenaan dengan
eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan
dengan alam tempat kita berdiam.
F. PROSES
PEMBUDAYAAN
Jika kebudayaan diartikan sebagai “a
design for living” menurut versi Kluckholn, maka proses pembudayaan adalah
tindakan-tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu lebih bermakna untuk
kemanusiaan. Ini sutu proses nilai tambah dalam arti riel yang berkelanjutan.
Dari zaman batu sampai zaman super-sonic ini terlihat proses pembudayaan lewat
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperoleh melalui proses belajar baik dalam bentuk formal maupun informal.
Dalam kerangka ini proses pembudayaan dapat dilihat sebagai hubungan antara
satu budaya dengan budaya lainnya.
a.Internalisasi
Proses
internalisasi adalah proses pencerapan.
b.Sosialisasi
Proses
sosialisasi dalam kesehariaannya adalah proses menjelaskan sesuatu kepada
masyarakat agar anggota masyarakat mengetahui adanya suatu konsep, suatu
kebijakan, suatu peraturan yang mennyangkut hak dan kewajiban mereka.
Dalam proses perbudayaan, cerita-cerita,
permainan anak, novel, ritus-ritus keagamaan, bahan bacaan, lelucon, film,
drama adalah semacam sosialisasi budaya dan nilai-nilai kehidupan dari generasi
kegenerasi berikutnya.
Melaluai sosialisasi manusia memperoleh
kebudayaan masyarakat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Sosialisasi adalah
proses interaksi terus-menerus yang memungkinkan manusia memperoleh identitas
diri serta keterampilan-keterampilan sosial.
c. Enkulturasi
Enkulturasi adalah pencemplungan
seseorang kedalam suatu lingkungan kebudayaan, dimana desain-desain khusus
untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu yang alamiah belaka (Maran). Dengan
demikian, sedikit atau banyak (relatif) seseorang akan terpengaruhi oleh
kebudayaan yang dicemplunginya itu.
d. Difusi
Difusi adalah meleburnya satu kebudayaan
dengan kebudayaan lain, sehingga menjadi satu.
e. Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua atau
lebih kebudayaan, yang dalam percampuran itu masing-masing unsurnya masih kelihatan. Gambang kromong,
betawi misalnya memperlihatkan seni budaya sunda, dan cina, demikian pula dengan
tari menambang timah dari Bangka merupakan tari yang berasal dari Cina.
f. Asimilasi
Asimilasi adalah pembudayaan lewat proses peleburan dari satu
kebudayaan ke kebudayaan lainnya.
http://aswendy.wordpress.com/2013/06/19/jelaskan-mengapa-manusia-dikatakan-sebagai-mahluk-berbudaya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar