BAB I
LANDASAN TEORI
Teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti
seni (art) atau keterampilan(skill).
Menurut Dictionary of
Science, teknologi adalah penerapan
pengetahuanteoritis pada masalah-masalah praktis.
Teknologi mencakup kegiatan
produksi,pemakaian dan pemeliharaan piranti
kehidupan. Namun, setelah
terjadi prosesindustrialisasi pada
abad 18, pengertian
teknologi mengalami perubahan
yangpokoknya bertitik tolak dari pengertian penerapan ilmu bagi
kesejahteraan hidup.Namun, akhirnya pengertian teknologi menjadi semakin luas,
yakni mencakupbidang sosial, yang
sering disebut dengan
“the social technology
development”(teknologi sosial pembangunan) (Santosa, 2000:75-76).
·
Manfaat
Kemajuan Teknologi Untuk Manusia
Beberapa
orang beranggapan bahwa kemajuan teknologi yang
pada saat ini mempunyai dampak yang negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Seperti terjadinya kerusakan alam hutan yang terjadi karena teknologi
pemotongan hutan menggunakan alat berat. Kondisi yang seperti inilah yang
menyebabkan orang menganggap kemajuan teknologi memiliki dampak negatif.
Di
sisi lain juga, banyak orang yang menganggap teknologi mempunyai peran besar
dalam peningkatan kualitas hidup manusia di dunia ini. Untuk itulah teknologi
harus tetap diupayakan untuk terus berkembang.
Tetapi,
secara umum teknologi memang harus terus dikembangkan sebagai upaya untuk
terus mencari inovasi sebagai perbaikan kehidupan manusia. Oleh karena itu,
tujuan dari teknologi yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia tanpa
merusak lingkungan alam sekitar kita.
Oleh
karena itu, dapat disimpulkan ada beberapa manfaat yang dapat disimpulkan,
diantaranya adalah :
- Membantu
manusia untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan mereka secara lebih baik
dan lebih efisien.
- Memotivasi
manusia untuk terus berpikir untuk menciptakan perubahan-perubahan dan
perbaikan dalam menciptakan teknologi baru.
- Membantu
manusia mengenal sejarah dan memprediksi mengenai fenomena yang
akan terjadi di masa mendatang. Seperti
memprediksi terjadinya gerhana bulan dan matahari, memprediksi peristiwa
yang terjadi di tatasurya atau juga memprediksi bencana alam.
Contoh
Kemajuan Teknologi
Banyak
contoh-contoh kemajuan teknologi yang dapat kita temukan di masa kini. Dari
contoh kemajuan teknologi untuk internet, kemajuan teknologi untuk otomotif,
kemajuan teknologi untuk masyarakat, dan masih banyak lagi. Contoh obyek dari
kemajua teknologi adalah :
- Mesin cuci
sebagai salah satu contoh kemajuan teknologi masa kini, sehingga manusia
lebih efisien untuk mencuci baju ataupun pakaian.
- Social
Media salah satu kemajuan teknologi yang cukup fenomenal sebagai sarana
komunikasi melalui media online.
- Alat
Teknologi pengolahan pangan yang menjadikan manusia lebih efisien
memproduksi makanan atau produk yang berhubungan dengan makanan.
BAB II
RIVIEW JURNAL
Definisi Just
In Time (JIT)
Just In Time suatu sistem produksi yang
dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus
seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu
menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem
ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta
konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan
maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga
dengan Sistem Produksi Toyota,
yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean
Production System) dan sistem kanban. Konsep Just In Ti me (JIT)
adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT
pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh
Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi
Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya
memproduksi jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang
diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Filosofi Just In Time
(JIT)
Just In Time
(JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap
sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia dan
fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu
filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh
segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk
mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan
pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan
minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak
diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk.
Sistem
pemanufakturan tradisional mengatur skedul produksinya berdasarkan pada
peramalan kebutuhan di masa yang akan datang. Padahal tidak seorangpun yang
dapat memprediksi masa yang akan datang dengan pasti walaupun dia memiliki
pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam
terhadap kecendrungan yang terjadi di pasar.
Produksi
berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisonal
memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi daripada produksi
berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu munculah ide Just In Time yang memproduksi apabila
ada permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila
diisyaratkan oleh proses berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan
dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang
lebih rendah.
Kedua
hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan
laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian
biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. Just In Time merupakan filosofi
pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya.
Ide
dasar Just In Time sangat sederhana,
yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata
lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya
sebesar kuantitas yang diminta. Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus
menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan.
PERTEMUAN SISTEM TEKAN DAN TARIK
Dalam penerapan untuk tujuan memaksimalkan keuntungan
maka sistem produksi pada suatu industri sangat menentukan. Sistem produksi
tekan (Push System) dan sistem produksi tarik (Pull System) memiliki kelebihan
dan kekurangan. Namun demikian sistem tekan lebih banyak digunakan dibanding
sistem tarik, hal ini disebabkan munculnya sistem tekan lebih awal dibanding
sistem tarik. Untuk selanjutnya sistem tekan disebut dengan Material
Requirement Planning (MRP) dan sistem tarik disebut dengan Just In Time (JIT).
Pada perkembangan teknologi saat ini sistem JIT lebih disukai disebabkan
filosofinya adalah meminimalkan biaya inventori, waktu persiapan, dan lain
sebagainya. Disamping itu sistem JIT banyak menggunakan alat yang lebih canggih
dan memaksimalkan kinerja sumber daya manusianya.
MRP dikembangkan di Amerika dan JIT di Jepang. Keduanya
merupakan sistem produksi yang sudah lama dijalankan. JIT merupakan sistem
produksi yang berhasil dijalankan di Jepang. Kelebihan kedua sistem ini dapat
dikaji secara lebih mendalam untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Beberapa
penyelidik mendapatkan sesuatu yang menarik apabila kedua sistem ini
digabungkan (Benton dan Shin, 1998). Sampai saat ini usaha menggabungkan kedua
sistem ini masih terus dilakukan. Pertemuan sistem tekan dan tarik dapat dilakukan
dengan sistem produksi bertingkat jenis seri dan parallel. Hodgson dan Wang
(1991) telah melakukan penelitian sistem tekan atau tarik dengan menggunakan
delapan strategi pertemuan pada sistem pembuatan bertingkat lima, jenis
parallel dengan pendekatan kaedah Markov.
Untuk melakukan perubahan dari sistem MRP ke JIT tidaklah
mudah karena diperlukan investasi yang besar, sehingga untuk merubahnya perlu
dilakukan usaha secara bertahap. Namun demikian hal ini sukar dilakukan karena
harus menentukan titik pertemuan sistem MRP dan JIT seperti yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti. Cochran dan Kim (1998) telah meneliti
pencarian titik optimal pertemuan JIT dan MRP beserta tingkat inventorinya
dalam susunan seri. Dalam pertemuan kedua sistem ini, peranan jenis mesin,
jumlah mesin yang digunakan, jenis dan jumlah produk yang dikeluarkan adalah
amat penting untuk ditentukan dengan benar karena akan mempengaruh biaya
pembuatan. Namun, kajian yang dilakukan oleh Cochran dan Kim tidak
memperkirakan peranan mesin, jumlah mesin dan jenis outputnya. Sistem produksi merupakan
kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan menstranformasi
input produksi menjadi output produksi yang memiliki nilai lebih/jual. Input
produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan
informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Sistem pendukung
kegiatan produksi antara lain :
a. perencanaan dan
pengendalian produksi
b. pengendalian kualitas
c. penentuan standar operasi
d. penentuan fasilitas
produksi
e. perawatan fasilitas
produksi
f. penentuan harga pokok
produksi.
Sistem pendukung kegiatan
produksi ini akan membentuk konfigurasi sistem produksi. Keandalan dari
konfigurasi sistem produksi ini akan tergantung dari produk yang dihasilkan
serta bagaimana cara menghasilkannya.
Fasilitas merupakan fixed asset (aset tetap) biasanya
aktiva tetap tidak bergerak seperti struktur gedung, mesin dan sumber daya tak
nyata yang mendukung suatu aktivitas produksi. Fasilitas bersama dengan
manusia, uang, material, dan energi menghasilkan sesuatu pada suatu aktivitas
produksi serta untuk meningkatkan kinerja produksinya.
Sistem produksi berhubungan dengan teori ekonomi makro,
hukum permintaan dan penawaran, peramalan permintaan, perencanaan agregat,
perencanaan dan pengendalian persediaan baik yang tradisional maupun semi
modern, serta penjadwalan produksi.
BAB III
KESIMPULAN
Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras
dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan
timbal balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Kebutuhan produksi
untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan kualitas dan
produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang
mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan baru.
Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang paling dalam,
spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti keuangan,
personalia, dan lain-lain.
Sistem produksi merupakan kumpulan dari
subsistem-subsistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi
input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan
baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi, sedangkan output produksi
merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingannya, sperti limbah,
informasi dan lain sebagainya. Subsistem-subsistem dari sistem produksi
tersebut antara lain adalah:
· Perencanaan dan pengendalian produksi
· Pengendalian kualitas
· Perawatan fasilitas produksi
· Penentuan standar-standar operasi
· Penentuan fasilitas produksi
· Dan penentuan harga pokok produksi
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa
kebutuhan dimasa yang akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran
kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang ataupun jasa. Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun,
disamping ditentukan oleh metode yang digunakan, juga ditentukan baik tidaknya
informasi yang digunakan. Selama informasi yang digunakan tidak dapat
meyakinkan, maka hasil peramalan yang disusun juga akan sukar dipercaya akan
ketepatanya. Oleh karena itu peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
Analisis time series sangat tepat untuk dipakai
meramalkan permintaan yang pola permintaan dimasa lalunya cukup konsisten dalam
periode waktu yang lama sehingga pola tersebut dapat diharapkan masih akan
tetap berlanjut. Analisis time series didasarkan pada 4 komponen utama, yaitu:
* Trend atau kecenderungan (T)
* Siklus atau Cycle (C)
* Pola Musiman atau Season (S)
* Variasi Acak atau Random (R)
Metode peramalan kausal mengembangkan suatu model
sebab-akibat antara permintaan yang diramalkan dengan variabel-variabel lain
yang dianggap berpengaruh. Sebagai contoh, permintaan akan baju baru mungkin
berhubungan dengan banyaknya populasi, pendapatan masyarakat, jenis kelamin, budaya
daerah, dan bulan-bulan khusus. Data-data dari variabel-variabel tersebut
dikumpulkan dan dianalisis untuk menentukan validitas dari model peramalan yang
diusulkan. Salah satu metode kausal yang terkenal adalah metode regresi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar